Risau dengan tumpukan hasil analisa yg tinggal mendebu di perpustakaan universitas, bikin Kampus Muhammadiyah Makassar mengusahakan menyosialisasikan hasil analisa yg mereka punyai.
Satu diantaranya usaha itu dengan menggandeng Kementerian Analisa serta Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) buat menyelenggarakan Diseminasi Technologi Produksi Biji Botani Bawang Merah di Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa, di Kantor Camat Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Minggu, 11 November 2018.
Simaklah : struktur teks laporan hasil observasi
Ketua Panitia aktivitas itu, Hadisaputra, mengatakan kalau desiminasi ini pun adalah bentuk konkret dari pergerakan amar ma’ruf nahi munkar Persyarikatan Muhammadiyah. Hadi mengambil ayat Alquran Al-Imran 104 buat memaparkan satu diantaranya latar belakang terlaksananya agenda itu.
“Laporan penelitan adalah dari hasil kerja-kerja observasi faktual serta empiris menurut sistem ilmiah yg mengusahakan buat menjawab keresahan atau masalah-masalah warga. Sebab itu, Muhammadiyah berpikiran kalau laporan hasil analisa itu mesti diimplementasikan ke warga, ” jelas Dosen Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar ini dalam rilisnya ke Tribun, Selasa (13/11/2018) .
Gayung bersambut, satu diantaranya kader Muhammadiyah di DPR RI, Mukhtar Tompo, berinisiatif memajukan impelementasi hasil analisa perguruan tinggi ke warga. Lewat satu diantaranya partner kerjanya di Komisi VII, Kemenristekdikti, diadakan acara diseminasi hasil analisa technologi produksi pertanian, bekerja sama dengan Instansi Analisa, Pengambangan, serta Loyalitas Warga (LP3M) Unismuh Makassar.
Baca juga : struktur teks negosiasi
Atas agenda yg diadakan Muhammadiyah lewat Unismuh Makassar ini, Camat Tombolo Pao, Baharuddin Lewa, memberikan kesyukurannya serta ungkapan terima kasihya. Dia mengemukakan bila agenda ini sangatlah mendukung warga Tombolo Pao.
Karenanya agenda ini bakal berikan pengetahuan terhadap warga berkenaan budi daya serta penggunaan technologi berkenaan tanaman bawang merah. Lebih analisa yg dicoba buat diimplementasikan ini memang adalah hasil analisa atas tanah Tombolo Pao.
“Sosialisasi serta usaha implementasi ini buat bikin kita bertambah tahu tentanga tanaman. Bab tanam kita telah mengetahui serta tanah kita tentunya subur sekali. Tetapi kita pengin budidayakan atau tambahkan kembali dengan technologi. Ini yg bakal kita peroleh ini hari. Lebih penelitiannya memang dilaksanakan di Tombolo Pao serta udah mengirimkan penelitinya jadi doktor”.
Analisa yg disiminasikan ini adalah hasil analisa Dr. Abubakar Idhan yg dilakukan di tanah Tombolo Pao sepanjang dua tahun, ialah sejak mulai tahun 2014 sampai 2015.
Analisa yg mengirimkan Ketua Instansi Analisa, Peningkatan, serta Loyalitas pada Warga Unismuh Makassar ini berubah menjadi doktor menemukannya kalau situasi tanah Tombolo pao punyai kelebihan lebih dibandingkan tanah beda.
Dalam penjelasannya, Abubakar memaparkan, soal khusus dalam produksi biji botani bawang merah di Indonesia merupakan tetap kurangnya kapabilitas berbunga serta membuahkan biji tanaman bawang.
Masalah ini di pengaruhi oleh kebanyakan factor, ialah factor genetik varietas, serta factor cuaca, terlebih panjang hari yg relatif pendek, kurang dari 12 jam. Rata-rata temperatur hawa yg cukuplah tinggi di Indoensia, ialah diatas 18 derajat celcius pun kurang beri dukungan terjadinya inisiasi pembungaan.
“Tanah lokasi Tombolo Pao, adalah tanah khusus spesifik yg sangat mungkin penambahan produksi bawang merah bermutu di lokasi ini walaupun tiada perlakuan kimia. Semua factor partisan berada pada Tombolo Pao ini, ” kata Idhan.
Sebab itu, lanjut Ketua LP3M Unismuh Makassar ini, warga Tombolo Pao mesti paham technologi biji botani ini.
“Bayangkan saja, harga benih bawang itu 3 juta perkilogram. Bila warga sini, dapat mengirit ketimbang beli pada harga mahal, ialah dengan memngaplikasikan technologi biji botani ini, ” tutup Abubakar Idhan.
No comments:
Post a Comment