Figure renta Siti Rahmani Rauf (97) tergolek lemah di ranjang tempat tinggalnya. Figure tersebut yg dahulu membuat alat peraga sistem baca " Ini Budi " , mendukung juta-an anak Indonesia jaman 80-90 an jadi ringan membaca serta mengetahui bahasa Indonesia.
Rumah tua berlantai 2 bercat abu-abu yg dihuni Siti di daerah Petamburan, Jakarta Pusat, cukuplah sederhana serta asri. Banyak tanaman hijau yg ada di muka rumah, di muka pintu masuk ada teras kecil dengan sejumlah buah kursi plastik berwarna hijau tersusun rapi, kesan-kesan hangat dirasa detikcom yg menyambangi tempat tinggalnya pada Sabtu (30/4/2016) pagi waktu lalu.
Simaklah : struktur teks biografi
detikcom diterima satu diantaranya anak dari Siti Rahmani Rauf, Karmeni Rauf (63) , yg memandu detikcom menjumpai figure inspiratif serta penuh layanan pada dunia pendidikan itu. Situasi fisik Siti saat ini udah kelihatan demikian lemah mengingat usianya yg saat satu zaman.
" Beliau guru lulusan dari sekolah Belanda, guru sejak mulai usia tetap 18 tahun. Ia dahulu paling akhir kerja di SD Tanah Abang 5 jadi kepala sekolah tahun 1976, " kata Karmeni Rauf kala melakukan perbincangan dengan detikcom ceritakan debut ibundanya.
Siti Rahmani Rauf merupakan wanita kelahiran Sumatera Barat pada 5 juni 1919. Karmeni yang akrab dipanggil Eni, mengemukakan Siti berkiprah lama berubah menjadi seseorang pendidik di Pulau Sumatera sepanjang lebih kurang 15 tahun sejak mulai tahun 1938 sampai tahun 1953. Pada tahun 1954, Siti lantas ubah ke Jakarta berbarengan suami serta anak-anaknya.
Lantas Eni cerita terkait kejadian dibalik pembuatan buku " Ini Budi " yg melegenda itu. Dijelaskan Eni, Sang Bunda, Siti Rahmani Rauf , pertama dapatkan project " ini Budi " disaat tinggal di Depok lebih kurang tahun 1986.
Baca juga : contoh biografi diri sendiri
" Lebih kurang tahun 80-an deh ya. Sehabis pensiun, mami dapatkan project dari Kementerian pendidikan, proyeknya itu bikin alat peraga, jadi mami gak buat buku paket. Dahulu kan Bahasa Indonesia buku paketnya " Ini Budi " dari pemerintah, namun kala itu Kementerian Pendidikan diperlukan alat peraga ya berwujud gambar-gambar begitu, gak cuman teks, " ujar Eni.
Eni yang adalah guru sekolah basic ini lantas mendeskripsikan tanggapan ibundanya masa itu. Siti terima dengan tangan terbuka project dari Kementerian Pendidikan itu. Factor yg khusus merupakan kecintaan Siti terhadap dunia pendidikan, tidak hanya itu menggambar pun adalah kegemaran Siti sejak mulai kecil.
" Mami sich menyanggupi lantaran memang hobinya menggambar, 'Bisa saya' kata ibu saya. Habis itu, ia jadikan alat peraga itu, dicetak berwujud sistem SAS, Susunan Pengamatan Sintesa. . Sebelumnya metodenya sistem eja, " pungkasnya.
Sehabis terima project itu, Siti lantas menjalankannya dengan Eni sepanjang kurang dari 1 tahun. Sehabis usai, alat peraga ini lantas dibuat serta disebarkan ke semuanya lokasi Jawa serta Sumatera. " Ini Budi " lantas berubah menjadi buku yg demikian digandrungi oleh anak kelas 1 SD.
" Ya namanya anak-anak kan pastinya sukai gambar. Dalam " Ini Budi " , mami pun bikin anak berubah menjadi aktif dalam evaluasi. Kan dalam aplikasinya ada juga permainan-permainan. Kala saya keliling buat pemasyarakatan, anak-anak kelihatan sangatlah puas, " kata Eni.
Situasi Siti Rahmani Rauf kala disinggahi detikcom kelihatan demikian lemas, Dia gak dapat dibawa melakukan perbincangan. Perihal semua bentuk perjuangan serta pengabdiannya seluruh di ceritakan oleh Eni
No comments:
Post a Comment